Jumat, 21 Agustus 2009

MENGENAL PENYAKIT TYPHUS

Sakit Typhus atau nama lainnya demam tifoid (typhoid fever), typhus abdominalis, enteric fever. Penyakit ini disebabkan salmonella typhi dan terdapat 3 spesies utama yaitu salmonella typhosa, salmonella choleraesius dan salmonella enteridis dan kuman ini hanya menyerang manusia.

Bretoneau (1813) melaporkan pertama kali tentang klinis dan anatomis dari demam tifoid. Cornwalls Hewett (1826) melaporkan perubahan patologisnya, Piere Louis (1829) memberikan memberikan nama typhos yang berasal dari bahasa yunani yang berarti asap/kabut, karena umumnya penderita sering disertai gangguan kesadaran dari yang ringan sampai berat. Pfeifer pertama kali menemukan kuman Salmonela daru feses penderita, kemudian dalam urine oleh Hueppe dan dalam darah oleh R. Neuhausss. Sedangkan diagnosis serelogis oleh Widal (1896).
Sampai saat ini penyakit typhus masih merupakan masalah kesehatan yang disebabkan kebersihan lingkungan yang tidak baik, meliputi penyediaan sumber air yang tidak memenuhi syarat kesehatan, tingkat sosial ekonomi dam juga tingkat pendidikan masyarakat.
Salmonella Typhi masuk ketubuh manusia bersama makanan dan minuman yang tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian masuk ke usus halus dan mencapai ke jaringan limfoid usus halus terutama jaringan plak peyer dan jaringan limfoid mesenterika. Setelah menyebabkan keradangan dan kematian jaringan setempat kuman masuk ke dalam darah melalui pembuluh limfe menuju organ retikulo endothelial sistem (RES) terutama hati dan limpa. Ditempat ini sebagian kuman dimusnahkan oleh sel-sel fagosit RES dan sebagian lagi berkembang biak. Setelah masa inkubasi 5-9 hari kuman masuk kembali ke dalam darah dan menuju seluruh tubuh. Pada saat itu kuman mengeluarkan endotoksin yang merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang dan pusat termoregulator di hipotalamus sehingga terjadi demam.
Gejala-gejala klinis yang ditimbulkan penderita bervariasi. Dalam minggu pertama keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut pada umumnya, seperti demam, nyeri kepala, mual, muntah, diare, tidak bisa buang air besar. Pada minggu kedua dijumpai demam remiten, lidah yang kotor ditengah, tepi dan ujung merah dan tremor, pembesaran hati dan limpa, perut kembung disertai gangguan kesadaran dari ringan sampai koma. Tanda Roseola jarang ditemukan pada orang Indonesia, Roseola sering dijumpai pada akhir minggu pertama dan awal minggu kedua. Roseola merupakan nodul kecil sedikit menonjol dengan diameter 2-4 mm berwarna merah pucat serta hilang pada penekanan. Roseola ini merupakan emboli kuman terutama terdapat di daerah perut, dan kadang di pantat dan flexor dari lengan atas.
Diagnosis dilakukan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium meliputi pembiakan darah, feses, urin, sumsum tulang maupun cairan duodenum. Pemeriksaan serelogis dengan menggunakan tes widal yaitu berdasarkan reaksi agglutinasi antara antigen kuman dengan antibodi pada serum penderita.
Komplikasi yang dijumapai yaitu komplikasi pada usus halus yaitu perdarahan, bocornya usus (perforasi) dan infeksi pada perut (peritonitis). Komplikasi diluar usus halus dapat terjadi pada organ jantung seperti infeksi pada miokardium jantung (miokarditis), pada organ paru seperti infeksi paru (pneumonia), pada organ hepar seperti hepatitis dan infeksi kandung empedu (kolelitiasis).pada organ ginjal seperti infeksi glomerulus (glomerulonefritis).
Pengobatan terdiri dari : 1. pemberian antibiotik untuk menghentikan dan memusnahkan kuman, 2. Istirahat bertujuan mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan, 3. Diet dan terapi penunjang. Diberikan melihat kondisi penyakit, seperti pemberian diet bubur saring, bubur kasar, vitamin, mineral dan pada kasus bocornya usus halus (perforasi intestinal) dapat diberikan nutrisi parenteral total.
Perjalanan penyakit tergantung pada umur, keadaan umum, derajat kekebalan penyakit, jumlah dan virulensi salmonela, serta cepat dan tepatnya pengobatan.
Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu menjaga kebersihan lingkungan hidup, pendidikan kesehatan kepada masyarakat, menemukan dan mengobati karier (seseorang yang tidak menunjukkan gejala penyakit tetapi mengandung kuman salmonella di dalam eksretnya) dan imunisasi.
By. dr. Why

Tidak ada komentar:

Posting Komentar